Yuyun Halimatul Adawiyah: Menulis untuk Membebaskan Diri dari Unek-Unek

Yuyun Halimatul Adawiyah.

Yuyun Halimatul Adawiyah atau biasa dipanggil Bu Yuyun adalah seorang guru SMPS 2 Al-Muhajirin. Bu Yuyun sudah mengajar sejak tahun 2017: pengalaman yang tidak sebentar itu tentu saja memberikan kesan tersendiri. Bu Yuyun bilang kalau hal yang selama ini bermakna sebagai pengajar adalah interaksi dengan para murid, bagaimana nasihat yang ia berikan kepada mereka bisa dipahami dan diamalkan dalam keseharian.

Namun, selain berperan sebagai guru, yang aktif mengajar dan membimbing siswa, juga menilai hasil kerja mereka, Bu Yuyun juga ternyata adalah seorang penulis lho, teman-teman!

Bu Yuyun menjadi penulis karena sudah akrab dengan kegiatan menulis sejak masih bersekolah SD. Ia bercerita kalau menulis diary adalah kegiatan yang selalu ia sempatkan untuk menumpahkan setiap pikiran, perasaan, dan pengalamannya. Aktivitas menulis ini semakin akrab saat Bu Yuyun sudah beranjak dewasa. 

Bu Yuyun bahkan mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ketika duduk di bangku kuliah, yang pada akhirnya bidang studi ini yang mengantarkan karier Bu Yuyun sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPS 2 Al-Muhajirin.

Perihal motif menulis, Bu Yuyun memiliki alasan tersendiri. “Dengan mencurahkan isi hati saya ke dalam bentuk tulisan itu rasanya lega saja,” ia melanjutkan, “Terus ketika dibaca ulang, memiliki kesan tersendiri.”

Bagi Bu Yuyun, menulis seperti ini sudah seperti terapi psikologis, yang melepaskan unek-unek yang sudah menumpuk di dalam batin. Kalau kita melihatnya lewat teori Sigmund Freud, ini yang disebut sebagai sublimasi: upaya mengubah perasaan-perasaan yang mengganggu di dalam diri, menjadi suatu aktivitas produktif yang bisa diterima oleh masyarakat.

Bahkan saking cintanya dengan aktivitas menulis, Bu Yuyun sampai berhasil menerbitkan sebuah buku bersama Pustakaki Press lho! Nama bukunya adalah Galeri Perasaan.

Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas tentang buku ini dan bagaimana kesan Bu Yuyun menyaksikan karyanya sendiri bisa terbit.

Galeri Perasaan: Merekam Suasana Batin Manusia

Galeri Perasaan adalah buku kumpulan cerpen karya Bu Yuyun, yang sama seperti judul bukunya, membicarakan tentang berbagai perasaan yang berasal dari pengalamannya langsung maupun keadaan di sekitar.

Salah satu cerpen yang ada di dalam buku ini, “Rebah Manja di Pikiranku” mengisahkan tentang gejolak perasaan seseorang.

Cerpen tersebut mengisahkan tentang kisah cinta yang terasa begitu erat, namun akhirnya harus berujung perpisahan. Dalam kesibukan pekerjaan, karakter utamanya sempat melupakan cinta yang telah pergi. Hingga takdir kembali berbisik, menghadirkan kabar bahwa seseorang itu akan segera menikah. Seketika, kenangan tentangnya pun kembali bersemi di benak si karakter utama.

Wah, tentunya konflik yang dihadirkan pun menarik iya. Ada tuntutan karir dan ada gejolak batin untuk kembali yang membuat cerpen ini bisa relate dengan beberapa pembaca yang sedang atau sudah mengalami fase percintaan di hidupnya.

Bagi kamu yang tertarik untuk membaca cerpen Bu Yuyun dalam bukunya itu, kamu bisa pesan bukunya di akun Instagram @Pustakakipress.

Nah, setelah aku membahas tentang buku Bu Yuyun, maka tak lengkap rasanya kalau aku belum menceritakan kesan yang Bu Yuyun dapat setelah bukunya diterbitkan Pustakaki Press. Berikut aku akan membahas kesan yang ia dapat sekaligus apresiasinya yang besar pada setiap pihak yang menolongnya menerbitkan bukunya tersebut.

Kesan Bu Yuyun saat Bukunya Terbit

Saat ditanya bagaimana perasaannya ketika buku itu terbit, ia pun mengaku senang sekali. “Rasanya senang sekali karena perdana punya karya solo. Selain itu bisa memotivasi peserta didik juga,” ujarnya.

Ini adalah sesuatu hal yang bagus: ada yang menampung pikiran dan gagasannya agar tak hilang begitu saja.

Selain itu dengan Bu Yuyun bisa menerbitkan buku, maka minat siswa pada dunia literasi (membaca dan menulis) bisa meningkat. Wawasan, pengetahuan, dan kemampuan makin terasa dengan berbagai hal yang mereka serap lewat buku.

Di akhir, Bu Yuyun berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantunya menerbitkan buku. “Saya berterima kasih kepada bapak kepala sekolah yang terus mendukung untuk guru membuat karya dalam bentuk tulisan. Saya sangat terbantu, tentunya lembaga Al-Muhajirin juga mempunyai percetakan, sehingga proses membuat dan mencetak tidak perlu menunggu waktu terlalu lama,” ujarnya.

Terakhir, Bu Yuyun juga punya pesan menarik untuk Pustakaki Press sebagai penerbit yang menerbitkan bukunya,

“Semoga Pustakaki Press terus mendukung penulis untuk berkarya. Semoga semakin maju. Semoga terus mendukung program literasi di mana pun. Semoga terus melahirkan karya yang berkualitas.”

Penulis yang senang baca sesuatu dan minum kopi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Shopping cart

No products in the cart

Return to shop
Chat WhatsApp
WhatsApp